Page

Selasa, 22 Februari 2011

Serunya belajar di Kelab Penulis Cilik

Seperti yang kita ketahui, tuntutan anak-anak jaman sekarang luar biasa ketat. Tak heran jika mereka sedari kecil, bahkan saat duduk di Taman Kanak-kanak telah mengikuti berbagai macam les. Mulai dari les untuk meningkatkan kecerdasan akademik dan juga les-les untuk mengasah ketrampilan lainnya. Mungkin karena banyak yang mulai memahami bahwa usia anak adalah masa-masa eksplorasi. Jadi semuanya ingin dikembangkan. Seperti salah satu orang tua wali murid saat itu, yang secara diam-diam mengamati kegemaran anaknya yang senang menggambar dan membuat cerita. Namanya juga anak-anak, selesai menggambar atau membuat cerita tidak terus simpan namun dibiarkan berserakan dan akhirnya di buang. Sang Ibu yang mulai peka dengan hobi anaknya ini, sedikit demi sedikit mengumpulkan hasil karya si anak dan kemudian meminta Bunda Sofie Beatrix, seorang penulis buku dan editor Gramedia, untuk membimbingnya membuat sebuah cerita. Awalnya hanya bermula dari satu anak ini. Karena bakat dan minat si anak memang menggambar dan menulis maka tidak mudah untuk mengasah dan membimbingnya, hingga akhirnya menghasilkan sebuah, dua buah buku. Tanpa disangka banyak sekali orang tua-orang tua dari Ibu si anak ini juga memiliki kesamaan akan hobi dan minat anak-anak mereka namun bingung bagaimana mengarahkannya dan  belum ada yang memfasilitasinya. Nah, dari banyaknya permintaan inilah akhirnya Bunda Sofie Beatrix mendirikan sebuah komunitas yang diperuntukkan bagi anak-anak yang memiliki bakat dan minat dalam menulis. Inilah awal dari terbentuknya Kelab Penulis Cilik (KPC), yang berdiri sekitar 2 tahun yang lalu dari ketidaksengajaan yang akhirnya sekarang menjadi salah satu sarana pendidikan informal yang cukup banyak diminati dan belum ada di Surabaya.

Mulanya kelas KPC ini di adakan di dua kota, Surabaya dan Sidoarjo, hal ini untuk menyiasati banyaknya member-member KPC yang tersebar di kedua kota tersebut. Sampai sekarang member dari KPC sudah mencapai kurang lebih 130 anak. Sebelumnya kelas KPC diadakan di beberapa tempat yang berbeda, terkadang di kelas, terkadang di Kebun Binatang, Kebun Bibit Surabaya, Museum Mpu Tan Tular, Monumen Kapal Selam, dll disesuaikan dengan materi yang akan diberikan. Namun, beberapa bulan belakangan ini KPC secara menetap diadakan di Perpustakaan Umum Kota Surabaya yang terletak di Jl. Rungkut. Mengingat tempatnya yang sangat kondusif dan juga nyaman untuk belajar. Pertemuannya pun hanya di lakukan selama 1 bulan sekali pada minggu ke tiga, hal ini untuk menghindari adanya kejenuhan dari anak-anak yang sudah memiliki banyak tugas dan tanggung jawab di sekolahnya. Jadi KPC semacam refreshing program bagi mereka. Tapi bagi anak-anak yang memang minat sekali dengan menulis dan ingin segera menerbitkan sebuah buku, bisa mengikuti kelas Privat KPC, yang pertemuannya dilakukan lebih intens dan tujuannya jelas, yaitu menghasilkan sebuah buku.

Seperti hari ini, Kelas Kelab Penulis Cilik kembali diadakan di Perpustakaan Umum kota Surabaya. Ditemani oleh Kak Maya, selaku pengajar dari KPC, para penulis cilik belajar bagaimana membuat sebuah cerita. Biasanya kelas KPC dimulai pukul 09.00 sampai 12.00. Yah, mereka terlihat sangat antusias dan senang sekali. Pertemuan yang hanya sebulan sekali praktis membuat penulis cilik saling kangen antar teman dan pengajar mereka. Setiap minggunya dalam kelas KPC telah di siapkan materi yang di sesuaikan dengan kurikulum yang telah disusun oleh para pengajar. Secara garis besar, kurikulum tersebut diberi nama GUNUNG ALUR. Mengapa disebut Gunung Alur? Karena dalam sebuah cerita memang harus ada alur cerita ya agar ceritanya menarik dan tetap nyambung dari awal hingga akhir cerita. Tahapan dalam alur cerita tersebut di analogikan sebagai Gunung yang bermula dari bawah kemudian menanjak ke atas, menuju puncak kemudian turun lagi ke bawah. Maka itu disebutnya Gunung Alur. Tahapan-tahapan dalam Gunung Alur adalah Awal Cerita, Permasalahan, Perjuangan/Klimaks, Penyelesaian dan akhir cerita.


Pada pertemuan kelas KPC hari Minggu ini membahas mengenai “AWAL CERITA”. Bagaimana membuat sebuah awal cerita yang baik dan apa saja yang harus dijabarkan pada awal cerita, semuanya di kupas pada pertemuan hari ini. Saat kelas KPC akan dimulai selalu di awali dengan membaca doa dan mengumandangkan yel-yel KPC. “ Aku adalah Penulis Cilik Hebat! Yes..Yes!!”, seluruh penulis cilik serempak mengucapkan yel-yel tersebut dengan semangat dan gaya tubuh yang telah mereka hafal. Seperti biasa, setiap sesi pembelajaran selalu diawali dengan permainan dan perkenalan, hal ini perlu dilakukan untuk membawa anak-anak pada perasaan senang dan antusias. Apabila anak sudah antusias dan bersemangat ketika memulai pelajaran, maka pelajaran akan mudah diterima dan diserap oleh anak dengan baik. Penulis Cilik yang hadir hari ini berjumlah 25 anak. Pada sesi permainan, mereka dibagi menjadi 2 kelompok. Kemudian oleh Kak Maya, yang merupakan pengajar KPC, masing-masing kelompok diminta untuk berbaris lurus. Kemudian diminta untuk berbaris dari depan ke belakang sesuai dengan abjad namanya, sesuai urutan bulan kelahiran dan tinggi badan, karena berkompetisi maka para penulis cilikk semuanya berlomba untuk segera menyelesaikannya. Hiruk pihuk, suara gaduh, dan kehebohan dalam ruangan pun tak bisa terhindarkan. Mereka begitu bersemangat, berteriak-teriak, berlari kesana-kesini, tertawa tawa melihat kelucuan teman-temannya. Selain itu, mereka juga melakukan permainan ‘bisik-bisik bikin asyik’, caranya adalah para penulis cilik diminta untuk berbaris dan Kak Maya akan memberikan sebuah kalimat pada orang yang berada di barisan paling belakang, kemudian secara estafet anak tersebut akan membisikkan kalimat tersebut pada anak yang ada di depannya, dan seterusnya. 


Setelah itu masuklah ke materi inti pada pertemuan kali ini. Seperti pada pertemuan sebelumnya, para penulis cilik akan mendapat semacam handout. Karena pesertanya adalah anak-anak maka handoutnya pun juga di sesuaikan, didalam handoutnya banyak terdapat gambar-gambar dan ruang-ruang kosong dimana mereka bisa menuliskan sendiri materi yang diterima dari pengajar. Di pembahasan tentang “AWAL CERITA” ini Kak Maya menjelaskan bahwa di awal sebuah cerita biasanya akan di jabarkan mengenai pengenalan tokohnya, bagaimana ciri-ciri fisiknya, sifat, kegemaran tokoh, dan segala informasi tentang tokoh itu sendiri. Kemudian selain tokoh, pada awal cerita juga di jelaskan mengenai waktu dan tempat terjadinya peristiwa. Saat menggambarkan tokoh dalam tulisan ini, mulanya Kak Maya meminta penulis cilik untuk membayangkan terlebih dahulu siapa tokoh yang akan ada dalam ceritanya, di bayangkan secara detil dan spesifik. Kemudian untuk membantu memvisualisasikannya, hari ini KPC mendatangkan seorang illustrator yang handal, yang menterjemahkan gambaran tokoh yang ada dalam pikiran penulis cilik dalam sebuah gambar yang nyata. Waaahh, semua penulis cilik terlihat bersemangat sekali. Walaupun penulis cilik bekisar antara kelas 1 SD hingga 1 SMP, mereka semua tampak mengikuti pembelajaran dengan sangat antusias dan penuh keceriaan.


Selain itu, Kak Maya juga mengenalnya beberapa jenis cerita, yaitu cerita fiksi dan non fiksi. Cerita fiksi adalah cerita yang tidak nyata, khayalan atau hanya karangan belaka. Contohnya seperti cerita-cerita dongeng. Lalu cerita nonfiksi adalah cerita yang berdasarkan pada cerita nyata, atau yang bersifat ilmiah. Contohnya seperti cerita dalam novel-novel yang diangkat dari kisah nyata, seperti Laskar Pelangi, biografi, buku-buku pelajaran, dan lainnya. Lalu, penokohan dalam sebuah cerita bisa berupa manusia maupun hewan. Setelah itu kemudian para penulis cilik diminta untuk membuat sebuah awal cerita dengan tokoh manusia. Waahhh, mereka langsung bersiap dan tau apa saja yang akan dituliskannya. Ruangan yang terletak di lantai 2 perputakaan kota itu langsung senyap. Penulis cilik langsung asyik dan tenggelam dalam cerita mereka yang dituliskan di dalam handout. Lucu sekali melihat tingkah polah mereka ketika serius menuliskan ceritanya. Ada yang selonjoran, ada yang tengkurap, ada yang menulis sambil bibirnya komat kamit, ada yang bersandar di deretan buku-buku perpustakaan, ada yang matanya melihat menerawang ke atas untuk menangkap ide yang ada di kepala mereka. Dan tiba-tiba ada yang menangis, karena kakinya ketelusupan benda kecil dari karpet yang mereka duduki. Setelah mendapat penanganan akhirnya anak itu pun berhenti menangis dan langsung melanjutnya menulis sambil meringis. 


Ditengah-tengah pembelajaran berlangsung, saat penulis cilik lainnya sedang asyik mengarang cerita masing-masing, datanglah seorang anak, wajahnya bulat dipertegas dengan rambutnya yang berpotongan pendek, mengingatkan pada tokoh kartun anak-anak yang selalu membawa peta dalam setiap petualangannya, Dora. Ia datang bersama Ibu dan adiknya yang masih batita. Ibunya mengatakan bahwa ia murid baru dan ingin belajar menulis, tapi masih terkesan malu-malu. Ya, benar saja, anak kecil itu yang sedang duduk kelas 1 SD bernama Devina memang terlihat masih lekat dengan Ibu nya, sebentar-sebentar menatap ke arah Ibunya sambil meringis memamerkan gigi susunya yang ompong. Walaupun demikian terlihat sekali keinginannya untuk belajar menulis. Lalu Kak Maya bertanya, “ Mau bikin cerita apa sayang? Yuk kita tulis “, “ahhh..nggak bisa..nggak bisa”, sahut Devina dengan malu sembari melihat ke arah Ibunya. Hmm..tak banyak kata, langsung saja kak Maya menyodorkan kertas dan alat tulis pada gadis kecil itu. Kak Maya meminta Devina untuk menggambar apa saja sesuai keinginannya. Tak lama kemudian, pada kertas putih yang semula kosong itu telah terdapat gambar dua buah lengkung setengah lingkaran, dan ditengah lengkung tersebut diberi lengkung yang lebih kecil. Lekung kecil itu diberi dua titik dan garis-garis yang menyebar di luar lengkung kecil itu. Yah, ia sedang menggambar gunung yang ditengahnya terdapat matahari kecil dengan rambut yang jambrik. Setelah itu, Devina ditanya oleh Kak Maya. ‘Siapa yang pergi ke Gunung?’, ‘Namanya Gunung apa?’, ‘Apa saja yang dilihat di Gunung?’, ‘Sama siapa perginya?’ dan lain-lain, hingga akhirnya tanpa di sadari ia berhasil menceritakan sebuah cerita pada Kak Maya. Dan Kak Maya lalu memintanya untuk menuliskan apa yang barusan diceritakannya. Walaupun baru kelas 1 SD, Devina sudah lancar menulis. Ia pun senang sekali akhirnya ia bisa membuat sebuah cerita, dengan bangga ia menunjukkan hasil karyannya pada Ibunya. Ia tersenyum manis, sekali lagi sambil memperlihatkan giginya yang ompong. Ya, begitulah trik yang digunakan Kak Maya untuk merangsang anak agar mau bercerita, dan beberapa kali dilakukan teknik dengan menggambar terlebih dahulu itu selalu saja berhasil membuat anak membuat cerita. 


Di pertemuan Kelab Penulis Cilik kali ini, tidak hanya menghadirkan Kak Karina sebagai illustrator yang mahir tetapi Kelas KPC juga kedatangan tamu dari Tim Indonesia Bercerita. Ada Kak Rudi, Kak Dwi, Kak Zul dan Kak Imam. Yah, tim Indonesia Bercerita datang di kelas KPC untuk menyapa para penulis cilik dan mengajak penulis cilik untuk menulis cerita dan bercerita. Nantinya cerita yang dituliskan oleh penulis cilik akan direkam dan akan di up load di internet, sehingga semua orang bisa mengunduh secara gratis dan bisa mendengarkan cerita dari penuis cilik. Penulis cilik juga diperdengarkan tentang podcast (mp3) cerita anak yang diproduksi oleh Indonesia Bercerita. Wah, penulis cilik terlihat sangat senang dan bersemangat sekali. Semua penulis cilik mengangkat tangannya ketika di tanya oleh Kak Maya, siapa yang ingin tulisannya bisa di dengar oleh seluruh anak Indonesia. Mereka terlihat bersemangat dan antusias sekali. Setelah Kak Rudi memberikan pengantar sebagai perwakilan dari Indonesia Bercerita, kemudian penulis cilik diminta untuk membuat sebuah cerita dengan tema “Kupu-kupu”. Yah, bukan hal sulit bagi para penulis cilik untuk membuat sebuah cerita secara spontan dan saat itu juga, karena mereka semua telah terlatih. Tanpa dikomando penulis cilik pun langsung mengambil posisi yang nyaman dan tak lama jemari mereka pun sudah menari-nari di atas kertas. Selang sekitar 20 menit kemudian, satu persatu dari penulis cilik mulai mengumpulkan hasil ceritanya. Kak Maya dan Tim Indonesia bercerita, yaitu Kak Rudi dan Kak Dwi merasa sedikit kesulitan memilih 6 cerita yang terbaik. Hampir semua cerita yang di buat bagus-bagus, menarik, orisinil, dan idenya luar biasa. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya kami berhasil juga memilih 6 cerita terbaik, yaitu 3 buah cerita adalah hasil karya penulis cilik kelas 1-4 SD dan 3 buah cerita yang lain adalah hasil karya penulis cilik kelas 5 SD – 1 SMP. Pengumuman pun di sampaikan, dan bagi yang ceritanya terpilih diberikan reward sebagai apresiasi dan pemacu semangat bagi yang lain agar tetap semangat dalam membuat cerita yang baik.


Setelah 6 cerita penulis cilik diumumkan, semua peserta penulis cilik, pengajar dan Tim dari Indonesia Bercerita berfoto bersama dan kelas KPC pun ditutup dengan salam oleh Kak Maya. Kemudian 6 penulis cilik terpilih tersebut mengikuti sedikit pengarahan oleh Kak Rudi tentang proses rekaman yang akan segera dilakukan. Penulis cilik mendengarkan dengan seksama dan atas saran Kak Rudi, mereka membaca terlebih dahulu tulisan mereka, berlatih menceritakan kembali dengan intonasi dan artikulasi yang jelas. Mereka langsung mengambil posisi masing-masing dan mulai komat-kamit membaca tulisan yang dibuatkan. Ada yang memperbesar suaranya, ada yang bisik-bisik, ada juga yang menambahkan tulisan di sana sini agar lebih sempurna ketika di baca. Setelah proses reading selesai, satu persatu Tim Indonesia bercerita mulai merekam suara mereka. Ini adalah pengalamn pertama bagi penulis cilik, membuat cerita dan menceritakan cerita mereka dengan media perekam suara. 


Setiap mengajar dan belajar di kelab Penulis Cilik sangat berkesan sekali, semakin lama murid KPC semakin banyak, senang sekali mengetahui bahwa semakin banyak anak-anak yang senang dan berminat untuk menulis. Pembelajaran pun selalu berlangsung dengan menyenangkan, yang membuat tidak sabar untuk segera bertemu di bulan berikutnya. Dan yang terpenting, penulis cilik selalu mengawali pembelajaran dan mengakhirinya dengan perasaan antusias dan selalu terlihat ceria.




Oleh : Nindia Nurmayasari
Surabaya, 21 Februari 2011
10.25 WIB

3 komentar:

  1. Minta no tlp yg bisa saya hubungi ya, saya tertarik untuk mengikutkan anak saya... Terima ksih sebelumnya (bisa di sms ke no 03171100078)

    BalasHapus
  2. Mohon kontak personnya? Kami tunggu infonya di 08123111533 (wa/sms). Trim

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...