Page

Jumat, 25 Februari 2011

Mengintip Dapur Rekaman @IDcerita

The dubber of @IDcerita

Sekarang ini bercerita sangat jarang sekali dijadikan media pembelajaran untuk mendidik anak. Padahal dampak dan manfaat bercerita sangat luar biasa sekali bagi pertumbuhan dan pembentukkan karakter anak. Mengingat dampak bercerita yang begitu dashyat bagi pembetukkan karakter anak, Indonesia Bercerita tergerak untuk kembali melestarikan budaya bercerita. Dengan misinya “mendidik melalui cerita”, Indonesia Bercerita (@IDcerita) yang digawangi oleh @bukik, @rudicahyo, @dwikrid, @imammtq, @zulsdesign dan @maya_myworld itu berupaya untuk memberikan kontribusi positif bagi pendidikan anak Indonesia melalui cerita. Mengapa cerita? Karena cerita itu bersifat interaktif, mengajak untuk atraktif (berbeda dengan televisi yang membuat anak pasif), dapat memicu dan memelihara imajinasi anak yang pada nantinya akan membantu anak dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif, mengembangkan kemampuan pengambilan keputusan dan menemukan solusi yang kreatif. Setiap anak pada dasarnya sangat suka dengan cerita dan pandai bercerita, tergantung bagaimana orang dewasa maupun lingkungannya memberikan kesempatan dan peluang bagi anak untuk mengembangkannya. Melalui cerita, sebenarnya kita juga bisa mengajarkan banyak hal baik tanpa anak merasa di gurui. Anak pun bisa larut dan  menemukan hikmah sendiri dari sebuah cerita. Oh ya dan satu lagi, bahwa dengan bercerita adalah salah satu media pendidikan yang murah meriah bahkan tanpa biaya dan juga bisa dilakukan oleh siapa saja.

Sebagai bentuk komitmennya untuk turut mendidik dan membentuk karakter anak melalui cerita, @IDcerita secara rutin, yaitu tepatnya sebulan sekali akan meluncurkan cerita anak yang dikemas dalam bentuk podcast (mp3) yang nantinya bisa diunduh secara gratis di internet dengan mengunjungi www.indonesiabercerita.org. Podcast yang pertama berjudul “Kakekku Idolaku” telah lebih dulu di luncurkan dan juga telah diperdengarkan untuk teman-teman kita korban Merapi di Jogja. Selain cerita “Kakekku Idolaku” yang naskahnya ditulis oleh @maya_myworld, @IDcerita telah banyak sekali memiliki podcast cerita-cerita anak yang dibuat oleh para kontributor @IDcerita. Yah, siapa saja boleh dan bisa membuat cerita dan mengirimkannya pada @IDcerita yang nantinya juga akan di up load di website @IDcerita. Nah, sekarang ini @IDcerita akan meluncurkan lagi niy podcast keduanya, judulnya “Janji Beri”. Ceritanya tidak kalah seru dan sarat akan pesan-pesan baik yang patut di dengar oleh seluruh anak-anak Indonesia.

Di @IDcerita ada tim tersendiri yang khusus memproduksi cerita anak dan mengolahnya hingga menjadi podcast (mp3), yaitu Sanggar Cerita. Orang-orang yang ada didalamnya bertugas  membuat cerita hingga melakukan rekaman, yaitu @maya_myworld, @rudicahyo, @cilioks, Dimas, Johan, Ditta, dan Rani. Mereka semua memiliki keunikan dan suara yang khas dalam memerankan tokoh dalam sebuah cerita. Seperti yang dilakukan kali ini, tim Sanggar Cerita sedang melakukan sesi rekaman yang dilakukan di daerah pusat kota Surabaya.

Pada cerita kali ini yang bertugas untuk mengisi suara adalah @maya_myworld sebagai Takita, @rudicahyo sebagai Ayah Beri, @cilioks sebagai Rona sekaligus sebagai Ibu Beri dan Dimas sebagai Beri. Seperti biasa kami berempat berkumpul di studi rekaman yang sudah disepakati. Setelah melakukan sesi reading, melakukan penghayatan tokoh dan menentukan suara yang tepat untuk diperankan akhirnya sesi rekaman pun dimulai. Satu persatu dari kami pun mulai vocal taping, dibantu oleh sound director dari studio yaitu Mas Uche. Waaahh…ternyata selain sebagai sound director, Mas Uche ini juga sangat piawai dalam mengarahkan dan memberikan masukan yang berarti agar suara kami lebih pas terdengar. Sambil mengamati layar monitor komputernya, kadang ia mengkritik nada suara kita yang tidak sesuai dengan skrip, kesalahan ejaan, intonasi suara dan nada suara yang tidak konsisten pun ia sudah tahu. Benar-benar peka dan berpengalaman.

Mulanya di awali oleh @maya_myworld untuk vocal taping sebagai Takita. Yah, awalnya tidak butuh waktu yang lama untuk melakukan pemanasan, mencocokkan dengan emosi dalam skrip hingga pengaturan suara yang sesuai. Berikutnya dilanjutkan oleh Dimas yang berperan sebagai Beri. Siapa yang mengira bahwa suara Beri si Beruang yang kecil, terkesan imut dan menggemaskan itu ternyata suaranya diisi oleh seseorang yang bertubuh subur dan besar. Hehehe…lucu yah..sangat kontras sekali. Saat Dimas mengisi suara, kami semua mendengarkan dengan seksama, sesekali @maya_myworld juga turut mengarahkan dan memberikan masukan pada Dimas. Sedangkan @rudicahyo sesekali menyambinya sambil meng update status di twitter tentang kegiatan @IDcerita. Sesekali mendengarkan, @cilioks juga asyik berlatih suara. Setelah Dimas, sekarang giliran @cilioks mulai  bersiap-siap ambil posisi untuk mengisi suara Rona, sahabat Beri. @cilioks yang merupakan pengisi suara di teater boneka ini tidak mengalami kendala yang berarti, ia pun cukup piawai dalam mengolah suaranya yang sesuai dengan perannya. Selain berperan sebagai Rona, @cilioks ini juga mengisi suara Ibu Beri. Yah, yang ini adalah ide dadakan karena pengisi suara Ibu Beri yang sebenarnya mendadak tidak bisa hadir. Dan yang terakhir adalah @rudicahyo yang mengisi suara Ayah Beri. Awalnya cukup butuh waktu untuk menentukan suara yang pas sebagai Ayah Beri. Melihat tingkah polah @rudicahyo sangat menggelikan sekali, terkadang suaranya terkesan medok (logat Jawa Timuran), nada suaranya yang terlalu berat hingga akhirnya ia berhasil juga menemukan suara yang pas untuk perannya.  Selama proses rekaman banyak sekali kejadian-kejadian lucu yang terjadi, sehingga ledakan tawa pun tak terhindarkan di ruangan yang hanya berukuran 4x4 meter itu, untung saja ruangannya kedap suara sehingga tidak sampai mengganggu yang lainnya. Dan akhirnya semua pun berjalan dengan lancar tanpa kendala berarti.

Cerita yang dibuat sendiri oleh @maya_myworld itu mengisahkan tentang Beri si Beruang yang ceria, pandai, namun selalu enggan jika diminta membantu Ibunya untuk menyiapkan keperluan belajarnya sendiri, merapikan tempat tidur, meletakkan barang-barang pribadinya pada tempatnya, dan sebagainya. Si Beri ini selalu bergantung pada Ibunya, ia ingin semua yang mempersiapkan keperluannya adalah Ibunya. Hingga suatu ketika saat ia bermain kerumah sahabatnya, Rona. Ia melihat kebiasaan Rona yang bertolak belakang dengannya. Begitu rapi dan mandiri. Lalu, secara mendadak Ibu Beri terpaksa harus pergi beberapa hari ke rumah Bibi Sula yang sedang sakit. Ketika itu Beri sangat rindu dan merasa sepi karena ditinggalkan oleh Ibunya. Sangking sedihnya Beri meluapkan isi hatinya dengan menuliskan surat untuk Ibu. Dalam surat itu Beri menjanjikan sesuatu. Nah, bagaimana isi surat tersebut dan janji apa yang diucapkan oleh Beri? Simak yah kelanjutan ceritanya di www.indonesiabercerita.org dengan judul “Janji Beri”.



25 Februari 2011 22.05
By Nindia Nurmayasari


Layout and Photography : 
Astu Anindya Jati





Selasa, 22 Februari 2011

Serunya belajar di Kelab Penulis Cilik

Seperti yang kita ketahui, tuntutan anak-anak jaman sekarang luar biasa ketat. Tak heran jika mereka sedari kecil, bahkan saat duduk di Taman Kanak-kanak telah mengikuti berbagai macam les. Mulai dari les untuk meningkatkan kecerdasan akademik dan juga les-les untuk mengasah ketrampilan lainnya. Mungkin karena banyak yang mulai memahami bahwa usia anak adalah masa-masa eksplorasi. Jadi semuanya ingin dikembangkan. Seperti salah satu orang tua wali murid saat itu, yang secara diam-diam mengamati kegemaran anaknya yang senang menggambar dan membuat cerita. Namanya juga anak-anak, selesai menggambar atau membuat cerita tidak terus simpan namun dibiarkan berserakan dan akhirnya di buang. Sang Ibu yang mulai peka dengan hobi anaknya ini, sedikit demi sedikit mengumpulkan hasil karya si anak dan kemudian meminta Bunda Sofie Beatrix, seorang penulis buku dan editor Gramedia, untuk membimbingnya membuat sebuah cerita. Awalnya hanya bermula dari satu anak ini. Karena bakat dan minat si anak memang menggambar dan menulis maka tidak mudah untuk mengasah dan membimbingnya, hingga akhirnya menghasilkan sebuah, dua buah buku. Tanpa disangka banyak sekali orang tua-orang tua dari Ibu si anak ini juga memiliki kesamaan akan hobi dan minat anak-anak mereka namun bingung bagaimana mengarahkannya dan  belum ada yang memfasilitasinya. Nah, dari banyaknya permintaan inilah akhirnya Bunda Sofie Beatrix mendirikan sebuah komunitas yang diperuntukkan bagi anak-anak yang memiliki bakat dan minat dalam menulis. Inilah awal dari terbentuknya Kelab Penulis Cilik (KPC), yang berdiri sekitar 2 tahun yang lalu dari ketidaksengajaan yang akhirnya sekarang menjadi salah satu sarana pendidikan informal yang cukup banyak diminati dan belum ada di Surabaya.

Mulanya kelas KPC ini di adakan di dua kota, Surabaya dan Sidoarjo, hal ini untuk menyiasati banyaknya member-member KPC yang tersebar di kedua kota tersebut. Sampai sekarang member dari KPC sudah mencapai kurang lebih 130 anak. Sebelumnya kelas KPC diadakan di beberapa tempat yang berbeda, terkadang di kelas, terkadang di Kebun Binatang, Kebun Bibit Surabaya, Museum Mpu Tan Tular, Monumen Kapal Selam, dll disesuaikan dengan materi yang akan diberikan. Namun, beberapa bulan belakangan ini KPC secara menetap diadakan di Perpustakaan Umum Kota Surabaya yang terletak di Jl. Rungkut. Mengingat tempatnya yang sangat kondusif dan juga nyaman untuk belajar. Pertemuannya pun hanya di lakukan selama 1 bulan sekali pada minggu ke tiga, hal ini untuk menghindari adanya kejenuhan dari anak-anak yang sudah memiliki banyak tugas dan tanggung jawab di sekolahnya. Jadi KPC semacam refreshing program bagi mereka. Tapi bagi anak-anak yang memang minat sekali dengan menulis dan ingin segera menerbitkan sebuah buku, bisa mengikuti kelas Privat KPC, yang pertemuannya dilakukan lebih intens dan tujuannya jelas, yaitu menghasilkan sebuah buku.

Seperti hari ini, Kelas Kelab Penulis Cilik kembali diadakan di Perpustakaan Umum kota Surabaya. Ditemani oleh Kak Maya, selaku pengajar dari KPC, para penulis cilik belajar bagaimana membuat sebuah cerita. Biasanya kelas KPC dimulai pukul 09.00 sampai 12.00. Yah, mereka terlihat sangat antusias dan senang sekali. Pertemuan yang hanya sebulan sekali praktis membuat penulis cilik saling kangen antar teman dan pengajar mereka. Setiap minggunya dalam kelas KPC telah di siapkan materi yang di sesuaikan dengan kurikulum yang telah disusun oleh para pengajar. Secara garis besar, kurikulum tersebut diberi nama GUNUNG ALUR. Mengapa disebut Gunung Alur? Karena dalam sebuah cerita memang harus ada alur cerita ya agar ceritanya menarik dan tetap nyambung dari awal hingga akhir cerita. Tahapan dalam alur cerita tersebut di analogikan sebagai Gunung yang bermula dari bawah kemudian menanjak ke atas, menuju puncak kemudian turun lagi ke bawah. Maka itu disebutnya Gunung Alur. Tahapan-tahapan dalam Gunung Alur adalah Awal Cerita, Permasalahan, Perjuangan/Klimaks, Penyelesaian dan akhir cerita.


Pada pertemuan kelas KPC hari Minggu ini membahas mengenai “AWAL CERITA”. Bagaimana membuat sebuah awal cerita yang baik dan apa saja yang harus dijabarkan pada awal cerita, semuanya di kupas pada pertemuan hari ini. Saat kelas KPC akan dimulai selalu di awali dengan membaca doa dan mengumandangkan yel-yel KPC. “ Aku adalah Penulis Cilik Hebat! Yes..Yes!!”, seluruh penulis cilik serempak mengucapkan yel-yel tersebut dengan semangat dan gaya tubuh yang telah mereka hafal. Seperti biasa, setiap sesi pembelajaran selalu diawali dengan permainan dan perkenalan, hal ini perlu dilakukan untuk membawa anak-anak pada perasaan senang dan antusias. Apabila anak sudah antusias dan bersemangat ketika memulai pelajaran, maka pelajaran akan mudah diterima dan diserap oleh anak dengan baik. Penulis Cilik yang hadir hari ini berjumlah 25 anak. Pada sesi permainan, mereka dibagi menjadi 2 kelompok. Kemudian oleh Kak Maya, yang merupakan pengajar KPC, masing-masing kelompok diminta untuk berbaris lurus. Kemudian diminta untuk berbaris dari depan ke belakang sesuai dengan abjad namanya, sesuai urutan bulan kelahiran dan tinggi badan, karena berkompetisi maka para penulis cilikk semuanya berlomba untuk segera menyelesaikannya. Hiruk pihuk, suara gaduh, dan kehebohan dalam ruangan pun tak bisa terhindarkan. Mereka begitu bersemangat, berteriak-teriak, berlari kesana-kesini, tertawa tawa melihat kelucuan teman-temannya. Selain itu, mereka juga melakukan permainan ‘bisik-bisik bikin asyik’, caranya adalah para penulis cilik diminta untuk berbaris dan Kak Maya akan memberikan sebuah kalimat pada orang yang berada di barisan paling belakang, kemudian secara estafet anak tersebut akan membisikkan kalimat tersebut pada anak yang ada di depannya, dan seterusnya. 


Setelah itu masuklah ke materi inti pada pertemuan kali ini. Seperti pada pertemuan sebelumnya, para penulis cilik akan mendapat semacam handout. Karena pesertanya adalah anak-anak maka handoutnya pun juga di sesuaikan, didalam handoutnya banyak terdapat gambar-gambar dan ruang-ruang kosong dimana mereka bisa menuliskan sendiri materi yang diterima dari pengajar. Di pembahasan tentang “AWAL CERITA” ini Kak Maya menjelaskan bahwa di awal sebuah cerita biasanya akan di jabarkan mengenai pengenalan tokohnya, bagaimana ciri-ciri fisiknya, sifat, kegemaran tokoh, dan segala informasi tentang tokoh itu sendiri. Kemudian selain tokoh, pada awal cerita juga di jelaskan mengenai waktu dan tempat terjadinya peristiwa. Saat menggambarkan tokoh dalam tulisan ini, mulanya Kak Maya meminta penulis cilik untuk membayangkan terlebih dahulu siapa tokoh yang akan ada dalam ceritanya, di bayangkan secara detil dan spesifik. Kemudian untuk membantu memvisualisasikannya, hari ini KPC mendatangkan seorang illustrator yang handal, yang menterjemahkan gambaran tokoh yang ada dalam pikiran penulis cilik dalam sebuah gambar yang nyata. Waaahh, semua penulis cilik terlihat bersemangat sekali. Walaupun penulis cilik bekisar antara kelas 1 SD hingga 1 SMP, mereka semua tampak mengikuti pembelajaran dengan sangat antusias dan penuh keceriaan.


Selain itu, Kak Maya juga mengenalnya beberapa jenis cerita, yaitu cerita fiksi dan non fiksi. Cerita fiksi adalah cerita yang tidak nyata, khayalan atau hanya karangan belaka. Contohnya seperti cerita-cerita dongeng. Lalu cerita nonfiksi adalah cerita yang berdasarkan pada cerita nyata, atau yang bersifat ilmiah. Contohnya seperti cerita dalam novel-novel yang diangkat dari kisah nyata, seperti Laskar Pelangi, biografi, buku-buku pelajaran, dan lainnya. Lalu, penokohan dalam sebuah cerita bisa berupa manusia maupun hewan. Setelah itu kemudian para penulis cilik diminta untuk membuat sebuah awal cerita dengan tokoh manusia. Waahhh, mereka langsung bersiap dan tau apa saja yang akan dituliskannya. Ruangan yang terletak di lantai 2 perputakaan kota itu langsung senyap. Penulis cilik langsung asyik dan tenggelam dalam cerita mereka yang dituliskan di dalam handout. Lucu sekali melihat tingkah polah mereka ketika serius menuliskan ceritanya. Ada yang selonjoran, ada yang tengkurap, ada yang menulis sambil bibirnya komat kamit, ada yang bersandar di deretan buku-buku perpustakaan, ada yang matanya melihat menerawang ke atas untuk menangkap ide yang ada di kepala mereka. Dan tiba-tiba ada yang menangis, karena kakinya ketelusupan benda kecil dari karpet yang mereka duduki. Setelah mendapat penanganan akhirnya anak itu pun berhenti menangis dan langsung melanjutnya menulis sambil meringis. 


Ditengah-tengah pembelajaran berlangsung, saat penulis cilik lainnya sedang asyik mengarang cerita masing-masing, datanglah seorang anak, wajahnya bulat dipertegas dengan rambutnya yang berpotongan pendek, mengingatkan pada tokoh kartun anak-anak yang selalu membawa peta dalam setiap petualangannya, Dora. Ia datang bersama Ibu dan adiknya yang masih batita. Ibunya mengatakan bahwa ia murid baru dan ingin belajar menulis, tapi masih terkesan malu-malu. Ya, benar saja, anak kecil itu yang sedang duduk kelas 1 SD bernama Devina memang terlihat masih lekat dengan Ibu nya, sebentar-sebentar menatap ke arah Ibunya sambil meringis memamerkan gigi susunya yang ompong. Walaupun demikian terlihat sekali keinginannya untuk belajar menulis. Lalu Kak Maya bertanya, “ Mau bikin cerita apa sayang? Yuk kita tulis “, “ahhh..nggak bisa..nggak bisa”, sahut Devina dengan malu sembari melihat ke arah Ibunya. Hmm..tak banyak kata, langsung saja kak Maya menyodorkan kertas dan alat tulis pada gadis kecil itu. Kak Maya meminta Devina untuk menggambar apa saja sesuai keinginannya. Tak lama kemudian, pada kertas putih yang semula kosong itu telah terdapat gambar dua buah lengkung setengah lingkaran, dan ditengah lengkung tersebut diberi lengkung yang lebih kecil. Lekung kecil itu diberi dua titik dan garis-garis yang menyebar di luar lengkung kecil itu. Yah, ia sedang menggambar gunung yang ditengahnya terdapat matahari kecil dengan rambut yang jambrik. Setelah itu, Devina ditanya oleh Kak Maya. ‘Siapa yang pergi ke Gunung?’, ‘Namanya Gunung apa?’, ‘Apa saja yang dilihat di Gunung?’, ‘Sama siapa perginya?’ dan lain-lain, hingga akhirnya tanpa di sadari ia berhasil menceritakan sebuah cerita pada Kak Maya. Dan Kak Maya lalu memintanya untuk menuliskan apa yang barusan diceritakannya. Walaupun baru kelas 1 SD, Devina sudah lancar menulis. Ia pun senang sekali akhirnya ia bisa membuat sebuah cerita, dengan bangga ia menunjukkan hasil karyannya pada Ibunya. Ia tersenyum manis, sekali lagi sambil memperlihatkan giginya yang ompong. Ya, begitulah trik yang digunakan Kak Maya untuk merangsang anak agar mau bercerita, dan beberapa kali dilakukan teknik dengan menggambar terlebih dahulu itu selalu saja berhasil membuat anak membuat cerita. 


Di pertemuan Kelab Penulis Cilik kali ini, tidak hanya menghadirkan Kak Karina sebagai illustrator yang mahir tetapi Kelas KPC juga kedatangan tamu dari Tim Indonesia Bercerita. Ada Kak Rudi, Kak Dwi, Kak Zul dan Kak Imam. Yah, tim Indonesia Bercerita datang di kelas KPC untuk menyapa para penulis cilik dan mengajak penulis cilik untuk menulis cerita dan bercerita. Nantinya cerita yang dituliskan oleh penulis cilik akan direkam dan akan di up load di internet, sehingga semua orang bisa mengunduh secara gratis dan bisa mendengarkan cerita dari penuis cilik. Penulis cilik juga diperdengarkan tentang podcast (mp3) cerita anak yang diproduksi oleh Indonesia Bercerita. Wah, penulis cilik terlihat sangat senang dan bersemangat sekali. Semua penulis cilik mengangkat tangannya ketika di tanya oleh Kak Maya, siapa yang ingin tulisannya bisa di dengar oleh seluruh anak Indonesia. Mereka terlihat bersemangat dan antusias sekali. Setelah Kak Rudi memberikan pengantar sebagai perwakilan dari Indonesia Bercerita, kemudian penulis cilik diminta untuk membuat sebuah cerita dengan tema “Kupu-kupu”. Yah, bukan hal sulit bagi para penulis cilik untuk membuat sebuah cerita secara spontan dan saat itu juga, karena mereka semua telah terlatih. Tanpa dikomando penulis cilik pun langsung mengambil posisi yang nyaman dan tak lama jemari mereka pun sudah menari-nari di atas kertas. Selang sekitar 20 menit kemudian, satu persatu dari penulis cilik mulai mengumpulkan hasil ceritanya. Kak Maya dan Tim Indonesia bercerita, yaitu Kak Rudi dan Kak Dwi merasa sedikit kesulitan memilih 6 cerita yang terbaik. Hampir semua cerita yang di buat bagus-bagus, menarik, orisinil, dan idenya luar biasa. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya kami berhasil juga memilih 6 cerita terbaik, yaitu 3 buah cerita adalah hasil karya penulis cilik kelas 1-4 SD dan 3 buah cerita yang lain adalah hasil karya penulis cilik kelas 5 SD – 1 SMP. Pengumuman pun di sampaikan, dan bagi yang ceritanya terpilih diberikan reward sebagai apresiasi dan pemacu semangat bagi yang lain agar tetap semangat dalam membuat cerita yang baik.


Setelah 6 cerita penulis cilik diumumkan, semua peserta penulis cilik, pengajar dan Tim dari Indonesia Bercerita berfoto bersama dan kelas KPC pun ditutup dengan salam oleh Kak Maya. Kemudian 6 penulis cilik terpilih tersebut mengikuti sedikit pengarahan oleh Kak Rudi tentang proses rekaman yang akan segera dilakukan. Penulis cilik mendengarkan dengan seksama dan atas saran Kak Rudi, mereka membaca terlebih dahulu tulisan mereka, berlatih menceritakan kembali dengan intonasi dan artikulasi yang jelas. Mereka langsung mengambil posisi masing-masing dan mulai komat-kamit membaca tulisan yang dibuatkan. Ada yang memperbesar suaranya, ada yang bisik-bisik, ada juga yang menambahkan tulisan di sana sini agar lebih sempurna ketika di baca. Setelah proses reading selesai, satu persatu Tim Indonesia bercerita mulai merekam suara mereka. Ini adalah pengalamn pertama bagi penulis cilik, membuat cerita dan menceritakan cerita mereka dengan media perekam suara. 


Setiap mengajar dan belajar di kelab Penulis Cilik sangat berkesan sekali, semakin lama murid KPC semakin banyak, senang sekali mengetahui bahwa semakin banyak anak-anak yang senang dan berminat untuk menulis. Pembelajaran pun selalu berlangsung dengan menyenangkan, yang membuat tidak sabar untuk segera bertemu di bulan berikutnya. Dan yang terpenting, penulis cilik selalu mengawali pembelajaran dan mengakhirinya dengan perasaan antusias dan selalu terlihat ceria.




Oleh : Nindia Nurmayasari
Surabaya, 21 Februari 2011
10.25 WIB

Sabtu, 19 Februari 2011

I DID IT ! MY WAY!

Life is too short. Hidup itu pendek. Bahkan guru kita juga ada yang mengatakan bahwa hidup ibarat mampir di warung sebelum akhirnya melanjutkan ke perjalanan berikutnya. Tuhan telah memberikan ‘kontrak’ pada masing-masing hambanya untuk menikmati aroma kehidupan di dunia yang sekarang ini. Ada yang waktunya panjang, cukup panjang, pendek, cukup pendek, dan pendek sekali. Benar-benar hanya Tuhan yang tahu kapan pastinya “kontrak” kita akan habis. Sebentar lagi atau malah masih lama. Yang mau di bahas di sini bukan tentang itu, biarlah itu tetap menjadi rahasia Ilahi. Yang terpenting adalah berapapun waktu yang diberikan bisa benar-benar di manfaatkan dan membuatnya menjadi indah dan bermakna.

Terkadang pernah merasa hidup ini terasa biasa-biasa aja, nggak ada tantangan, nggak punya bayangan masa depan. Kalau kata artis bilangnya, dijalani aja seperti air mengalir (lhaaa iya kalau mengalirnya ke laut, kalau ke selokan, kan capee dee..;). Tapi terkadang juga merasa hidup begitu berwarna, entah karena di kelilingi orang-orang tersayang, ada pengalaman-pengalaman yang bikin up and down.  Dan mungkin juga pernah merasa hidup menjadi lebih hidup (wooww!!). Aku lebih tertarik untuk membahas hal yang terakhir kali ini.

Sebelumnya, aku mau cerita dulu niy ya. Dulu saat awal-awal lulus kuliah, trus beralih ke dunia kerja. Banyak sekali hal yang dirasakan dan harus di sesuaikan, karena secara dunia kerja dan kuliahan sangat berbeda sekali. Saat kuliah bener-bener kita bisa menjadi diri kita apa adanya, bebas berkarya, berekspresi dan juga bermimpi. Namun saat di dunia kerja, rasanya semua itu jadi jarang dialami. Entah karena diri ini sudah tertutupi oleh adanya tuntutan, dan kesibukan kerja atau  mungkin karena tidak adanya waktu untuk mendengarkan dan memahami kata hati. Pernah suatu ketika, waktu itu aku pulang kerja lebih malam dari biasanya. Kebetulan jarak antara rumah dan kantor cukup jauh, jadi aku punya waktu sekitar 45-60 menit untuk menjelajahi diriku sendiri selama dalam perjalanan. Yah, berkhayal, berbicara dengan diri sendiri saat perjalanan pulang adalah sesuatu yang mengasyikan. Aku sering sekali melakukannya, dengan begitu aku merasa benar-benar bisa berbicara dengan diriku sendiri, bisa memahami mau diri ku sebenarnya dan lebih mengenali mimpiku. Sampai suatu ketika, aku berpikir, untuk apa sih aku bekerja? Pikiranmu melayang kemana-mana, mengamati dan menikmati lalu lalang dan hiruk pikuk jalanan. Hmm…orang-orang pada sibuk semua yah? Mereka semua dari pagi sampai malam terus beraktifitas atau bekerja. Untuk apa ya mereka melakukan itu semua? Kalau menurutku siy, muara dari itu semua adalah materi. Ya, untuk menghidupi dan membiayai diri mereka dan juga keluarga. Kalau kita hidup sampai 60 tahun, berarti kita harus bekerja selama itu juga untuk bisa menikmati hidup dengan layak. Wowww…berarti bekerja all the time…

Melihat fenomena itu aku jadi pernah ingat ada yang bilang begini, “aku tidak pernah merasa bekerja selama hidup, karena aku mengerjakan sesuatu yang aku sukai”. Intinya kalau kita menyukai mengerjakan sesuatu, rasanya bukan seperti bekerja. Ini mungkin yang namanya Passion, mengerjakan yang 1. Kita sukai dan 2. Kita bisa mengerjakannya. Nggak kebayang aja kalau selama hidup kita mengerjakan hal-hal yang tidak kita sukai, dan mungkin ekstrimnya berusaha tidak mendengarkan diri dan mengabaikan passion demi tuntutan hidup (ya, ini siy pilihan).

Sekarang sudah 25 tahun dan mau menginjak yang ke 26 (OMG! Udah banyak juga yah), dan aku bersyukur sekali bisa diberi ijin, kesempatan oleh Allah untuk menekuni sesuatu yang aku senangi dan aku bisa lakukan, passionku. Walaupun perlu proses untuk bisa menemukannya. Jadi ingat kata-kata di bukunya Dee yang judulnya Perahu Kertas. Terkadang kita memang perlu berputar-putar dulu sebelum akhirnya menemukan jalan kita. Dan benar saja, ketika sudah menemukan passion, sungguh hidup terasa lebih hidup. Lebih merasa bahwa kehidupan ini sungguh berarti dan lebih ingin memberikan makna bagi kehidupan, bukannya sekedar hari-hari yang kita lalui begitu saja. Diri ini telah menemukan jalannya, rel dan membawa pada kebermaknaan. Maka sangat beruntung dan berbahagia sekali bagi orang-orang yang bisa menggeluti minatnya, melakukan hal-hal yang ia senangi tapi juga bisa berpenghasilan. Menulis, mengajar dan bercerita adalah aktifitas yang sungguh membuatku lebih berarti dan bermakna sebagai manusia. Aku merasa memiliki peran dalam kehidupan ini.



Naskah Cerita No.1 : Berani menyebrang Jalan

Karakter tokoh :
1.  Namanya Varah Maharani. Teman-teman biasa memanggilnya, Varah. Di usianya yang menginjak tahun ke 5, Varah termasuk gadis cilik yang punya rasa ingin tau yang tinggi. Perilakunya efektif. Dia bicara sesuai dengan kebutuhannya. Karena praktis, maka dia merasa beberapa hal tidak perlu dilakukan sendiri jika itu dirasa menghemat tenaga dan tujuannya tetap tercapai, misalnya mengikat tali sepatu, menyiapkan seragam sekolah, menyusun buku yang akan dibawa sekolah dan lain-lain. Potongan rambutnya yang pendek dengan warna kulit terang semakin menguatkan bahwa ia adalah anak yang cukup dinamis. Namun, ia memiliki kelekatan yang cukup tinggi dengan orang tua dan orang dewasa lainnya untuk memenuhi kebutuhannya.

2. Bintang Gejora. Biasanya dipanggil Bintang, anak laki-laki yang cerewet, aktif, banyak ide. Usianya masih 6 tahun, namun kegemarannya membaca begitu luar biasa. Maka tak heran dia suka sekali menjelaskan banyak hal tentang apa yang ditanyakan atau tidak ditanyakan oleh teman-temannya. Dia banyak bicara, terutama jika dia merasa tahu tentang sesuatu. Walaupun terkadang ia suka lupa dengan apa yang sudah dibacanya. Dia anak yang suka tantangan dan selalu mencoba-coba cara mengerjakan sesuatu sesuai dengan apa yang menurutnya benar. Rambutnya cepak, matanya bundar dengan warna kulit putih karena keturunan Padang. Kecenderungannya yang suka tergesa-gesa terkadang memunculkan respon tak terduga dari teman-temannya, di saat-saat seperti inilah biasanya potensi baik dari teman-teman Bintang muncul.

3. Lany Sahaja. Dia dipanggil Lany. Ada keturunan cina dari mamanya. Saat ini dia berumur 4 tahun. Rambutnya lurus sebahu, dengan mata kecil dan kulit yang putih halus. Dia anak yang pendiam, tetapi pengamat yang telaten. Dia suka mengamati hal-hal baru dan mudah terheran-heran. Namun demikian, dia kebanyakan tidak membicarakan apa yang ada di benaknya. Dia anak yang suka mengerjakan sesuatunya sendiri dan lebih suka menyendiri. Akan tetapi, bukan berarti dia tidak berteman dengan siapapun. Dia lebih sering diam dan menjadi pendengar ketika berkumpul dengan teman-temannya. Hanya sesekali saja dia berpendapat.

4.  Yang ini namanya Gagas Budiman. Orang tua nya ingin kelak anaknya menjadi anak yang hebat dan bisa keliling dunia. Oleh karenanya tak heran jika, Gagas, nama panggilannya. Saat ini usianya 5 tahun. Ia adalah anak yang cerdas, ceplas-ceplos, memiliki keinginan yang kuat, gigih, pandai bergaul, kaya dengan ide-idenya yang unik dan seorang yang visioner. Namun terkadang cenderung berlebihan, dramatis dan lebay. Dia sangat takut dengan binatang berbulu dan jenis unggas. Suatu saat ketika jari kakinya di patok ayam, Gagas nggak mau masuk sekolah sampai 7 hari. Trauma katanya.

Bintang, Varah, Lany, dan Gagas adalah teman sepermainan sekaligus teman satu sekolah. Walaupun kelas mereka berbeda-beda, namun mereka berada dalam satu kompleks sekolahan yang sama. 
Jarak rumah yang saling berdekatan membuat mereka ber empat sering bermain bersama sehingga hubungan mereka semakin erat menjadi persahabatan yang unik, penuh inspirasi dan saling memberdayakan.

Cerita I

Value cerita : tentang keberanian

Judul : Berani menyeberang jalan

Setting : perjalanan ke sekolah

Kisah di TKP
(notes : selama Takita berbicara, di iringi lagu atau backsound)

Takita :
Pagi itu cuaca begitu cerahnya, sejuk sekali dengan sinar matahari yang bersahabat. Turut mengiringi langkah Bintang, Lany dan Gagas yang hendak berangkat ke sekolah.
(diiringi iringan lagu…”lagu ke Sekolah”)
Coba sebutkan siapa saja yang berangkat ke sekolah bersama ?
…..(jeda)
Ya, benar sekali. Yang berangkat ke sekolah bersama adalah Bintang, Lany dan Gagas.
Walaupun mereka berbeda kelas, namun sekolah mereka berada dalam satu kompleks sekolahan. Sehingga hampir setiap hari mereka berangkat sekolah bersama. Lagi pula, jarak antara rumah mereka dan sekolah tidak terlalu jauh jadi mereka pun bisa menempuhnya dengan cukup berjalan kaki saja. Kira-kira hanya 10 menit saja waktu yang mereka butuhkan untuk sampai ke sekolah.
Siapa diantara teman-teman yang rumahnya juga dekat dengan sekolahan? Ayoo..acungkan tangan…
….(jeda)
Wahhh, ternyata cukup banyak juga yah…
Baiklah, kita lanjutkan yah ceritanya…
Saat perjalanan menuju ke sekolah, mereka melewati rumah Varah, yang merupakan sahabat mereka juga. Ya, rumah Varah memang searah dengan jalan menuju sekolah. Oleh karena itu, Bintang, Lany, Gagas dan Varah selalu berangkat bersama-sama. Mereka ber empat selalu riang dan gembira saat berangkat sekolah. Bernyanyi-nyanyi bersama dan saling bersenda gurau…bersemangat sekali :D
Uppsss…sebentar, sebenarnya mereka tidak hanya ber empat siy, karena biasanya Varah selalu ditemani Ayahnya...

Pagi itu, saat melewati rumah Varah, ada sesuatu yang aneh…rumah Varah terlihat sepi. Pintu rumah masih di tutup rapat. Dan tidak ada satu orang pun yang terlihat. Biasanya Varah sudah menunggu di depan rumah dan sudah bersiap akan berangkat ke sekolah bersama..
Hmm..kenapa yah??
Teman-teman ada yang tahu???
Yuukk kita simak cerita mereka….

Bintang                 : “ Lho, rumah varah kok sepi sekali yah? Biasanya kalau jam segini Varah sudah menunggu kita di depan rumah. Uhmmm…ada apa yah? Yuukkkk…kita cari tau teman-teman”
Gagas dan Lani     : “ Hmm…iya yah…”
Lany            : “ Baiklah, mari kita cari tau ada apa dengan Varah..”
Gagas          : “ Sini, biar aku saja yang cari tahu. Karena badan aku kan lebih besar, suaraku juga lebih lantang dari kalian hahaha…iya kan?”
Bintang                 : “ Huuuhhh…Gagas, enak saja. Walaupun badan aku kecil, tapi suaraku keras juga lho…buktinya saat aku menangis, Mama ku selalu menutup telinganya hihihi…”
Lany            : (Lany ikut tertawa mendengar Bintang) “ Gagas, apa yang akan kamu lakukan?”
Gagas          : “ Uhhmmm…(agak lama, seolah sedang berpikir) apa yah? Ahaa…Baiklah, aku akan mengetuk pintunya dan mengucapkan salam…tunggu sebentar yah teman-teman” (nada bersemangat)
Bintang                 : “ ihhh..Gagas, kalau hanya begitu saja siy aku juga bisa “ (menjawab dg ketus)

Takita :
Lalu terdengar suara Gagas, Bintang dan Lany yang saling bersahutan memanggil Varah….

Bintang, Gagas dan Lany          : “ Bintaaaaaanggg….Selamat pagiiii….Bintaaanng, apakah kamu ada di dalam rumah??... Bintaaaaang”

Takita :
Tak lama kemudian, Varah membuka pintu dan menyambut ke tiga sahabatnya itu. Namun ada yang aneh, Varah yang sudah mengenakan seragam sekolah nampak sedih dan murung, padahal biasanya selalu cerah berkejora, seperti namanya Varah Kejora.
Hmm..apa yang telah terjadi pada Varah yah teman-teman??
Kita cari tahu yuuukkk…

Varah          : “ Hai teman-teman…” (jawabnya lesu dan datar)
Lany            : “ Lho Varah kamu kenapa? nampak lesu dan murung. Kamu sedang tidak enak badan yah?”
Varah : “ Ahh..tidak, aku baik-baik saja kok” (nada datar)
Bintang                 : “ Trus kenapa dong? Biasanya kalau kami jemput kamu sudah bersiap di depan rumah, mana tas kamu? Ayoo kita berangkat sekarang! “ (nada mengajak)
Varah : “ Uhhmm….uhmm..iya, aku ingin berangkat sekolah…aku sudah siap kok, buku dan tas sekolahku juga sudah siap untuk di bawa…tapiii…” (nada terbata-bata)
Gagas          : “ Nah..Kalau begitu tunggu apa lagi? Ayooo kita berangkat “ (ucapnya bersemangat)
Lany            : “Uhmm…sebentar, seperti nya ada sesuatu, kamu kenapa Varah? Oh ya, Ayah kamu kemana? Biasanya juga sudah siap menemani kita berangkat sekolah?”
Varah : “  Uhmm…Ayahku sedang kerja di luar kota beberapa hari ini…uhmm….uhmm…aku juga ingin berangkat sekolah siy, tapiii…aku terbiasa diantar Ayah, nggak enak rasanya kalau nggak ada Ayah…kalau tidak ada Ayahku bagaimana nanti kita menyebrang jalannya? aku dari tadi bingung memikirkan itu….uhmmm…” (nada sok baik-baik saja namun agak merajuk)
Gagas          : “hmmm..jadi begitu…aku kira kamu sedang sakit. (nada sok tegas). Ehh..waktu itu saat aku juga pernah lho sakit, trus aku diantar oleh Ayah Bundaku ke sekolah. Habisnya waktu itu aku sakitnya agak parah. Ya, waktu itu jari kakiku habis di patok ayam..hiiii aku kan paling ngeri kalau sama Ayam” (nada bersemangat)
Lany            : “Haduwwhh Gagas, kok jadi kamu sih yang cerita…”
Gagas          : “ Hihihihi…eehh iya ya…Yaa supaya kalian tau saja, kalau di patok ayam itu sakiiiiiittt sekali rasanya. Aku saja sampai tidak mandi 3 hari lhoh, karena khawatir lukaku kena air..nanti nggak sembuh-sembuh lagi hihihi…,
Tenang saja Varah, kalau soal menyebrang jalan. Kan ada aku…., aku akan melindungi kalian semua, pasti aman deeehh hahaha” (nada seperti pahlawan bertopeng kesiangan hehehe)
Takita :
Hahaha..ya begitulah Gagas, dia sangat cerdas, dan selalu bersemangat. Tetapi dia sangat takut dengan binatang jenis unggas dan binatang yang berbulu. Bukan karena apa-apa siy, geli katanya…hahahha lucu yah. Kalau teman-teman, paling suka sama binatang apa??
…(jeda)
Wahh, ada yang suka kura-kura, kelinci, kucing, banyak yah..
Iya, sebenarnya kita tidak perlu takut sama binatang asalkan kita menyayangi mereka dan memperlakukan mereka dengan baik pasti deh binatangnya juga akan sayang sama kita. Bukankah binatang-binatang itu lucu-lucu dan menggemaskan?? J
Oh..ya, kembali ke Varah yuukk…lalu bagaimana yah kelanjutan ceritanya??

Varah : “ Uhhmm..ya…uhmm..ya aku merasa lebih aman saja jika ditemani Ayahku, umm..lagi pula kalau lebih enak diantar Ayah  mengapa harus berangkat sekolah sendiri?!“. (nada agak terbata-bata dan ketus)
Bintang       : “ Kalau kita berangkat bersama juga aman kok. Iya kan teman-teman? ”
Lany dan Gagas    : “..hu’uh..”
Lany            : “Selama kita berhati-hati, pasti deh akan aman-aman saja. Kita kan sudah sering melakukannya saat berangkat sekolah” (nada menyemangati)
Varah          : “ tapii..kali ini kan tidak ditemani Ayahku?!” (nada ketus dan agak tinggi)



                                                  
Takita :
Ohh..jadi seperti itu, alasan Varah yang sebenarnya…
Coba ceritakan kembali, mengapa Varah agak enggan berangkat ke sekolah??
…(jeda)
Waahhh, hebat! Betul sekali…Ia sedikit enggan berangkat ke sekolah karena Ayahnya yang biasa menemaninya ke sekolah harus bekerja beberapa hari ke luar kota.
Teman-teman masih ada yang suka diantar Ayah Bunda ke sekolah??
…(jeda)
Iya, pasti yang masih diantar Ayah Bundanya yang rumahnya jauh dari sekolah yah? J

Nah, ternyata Bintang yang memang gemar sekali membaca, merasa mengetahui banyak hal dan suka bercerita. Dengan senang hati, ia pun langsung membagikan cara-cara agar tetap aman dan selamat saat menyeberang jalan…
Teman-teman ingin tahu, bagaimana trik dari Bintang? Siapa yang ingin tau, acungkan tangan?
Baiklah, yuukk kita dengar bersama-sama…

Bintang       : “ Oh jadi begitu…kalau menurutku siy, sebenarnya tidak perlu khawatir saat menyeberang. Karena aku punya beberapa triknya lho…hehehe. Kalian ingin tau kan? Ini niy..yang Pertama, jika akan menyeberang jalan tengoklah dulu ke kanan dan ke kiri. Pastikan tidak ada kendaraan yang sedang melaju. Kedua, angkat tangan kanan kita untuk memberi tanda. Supaya pengendara sepeda, motor dan mobil segera berhenti. Dan yang terakhir, saat menyeberang kita tidak perlu berlari ataupun tergesa-gesa. Jadi berjalan santai saja namun tetap berhati-hati. Hahaha..gimana aku pintar kan teman-teman?” (diiringi lagu….)

Takita :
Namun Gagas, buru-buru menambahkan…

Gagas          : “ eitss..ada satu lagi itu yang harus ditambahkan…, masih ada yang keempat “
Bintang       : “ haa…apalagi tuh yang ke empat Gagas? Aku rasa dengan trik itu sudah cukup. Itu aku baca dari buku lho, dan Ayah Bundaku juga pernah mengajarkan begituuu…Dijamin deh pasti aman dan selamat..mat..mat..hehehe” (nada meyakinkan)
Gagas          : “ hehehe..sabar donk Bintang, ada lagi niy yang terakhir yang tidak kalah penting agar kita selamat saat menyeberang jalan adalah…berdo’a…” (jawabnya dengan yakin) (iringan lagu nyege’i…)
 Lany           : “ Wahh..iya betul sekali itu…itu penting lhoohh”
Gagas          : “ Terus..kalau kita masih nggak berani nyeberang jalan, kita minta tolong saja sama Pak Polisi yang biasanya menyeberangkan kita..ahahaha…aku juga pintar kan?..hehehe.
Hmm..suatu saat niy yah, jika aku menjadi seorang Polisi, aku akan menjadi Polisi yang gagah, berbadan tegap dan aku akan dengan senang hati membantu orang-orang untuk menyeberang jalan dengan aman… Dan saat aku besar nanti, pasti tempat penyebrangan jalannya sudah lebih canggih, lebih hebat “
 Varah         : “Haahh..lebih hebat bagaimana Gagas??”
Gagas          : “ Ya, itu nanti kalau kita sudah besar-besar, tempat penyeberangan jalan atau zebra cross itu akan berjalan sendiri, itu tuh seperti escalator yang ada di mal-mal. Keren kan?...hahaha”

Bintang       : “ trus, tugas kamu apa? Penyebrangan jalannya kan sudah otomatis?” (nada mengejek)
Gagas          : “ Yaaaa….aku akan berdiri gagah di pinggir jalan untuk memastikan keamanan dong..hahaha”
Lany            : “ hahahaha…uhmm..kalau aku ingin jadi penulis saja ahh, jadi aku bisa menuliskan bagaimana cara menyebrang jalan yang baik..hahaha..
Bintang       : “ uhmm gitu yah, kalau begitu aku jadi Guru saja. Nanti dari bukunya Lany aku akan menjelaskan pada murid-muridku bagaimana menyeberang jalan yang benar. Dan aku akan bisa bercerita banyaaaakkk sekali tentang berbagai pengetahuan yang pernah aku baca…hahahaha”

Takita          :
Waaahhh…hebat sekali yah teman-teman. Bintang, Lany dan Gagas sudah memiliki cita-cita yang mulia..
Nahh, kalau teman-teman…apa niy cita-cita nya?? Ayoo coba sebutkan…
…(jeda)
Waahh…ada yang ingin dokter, trus guru juga ada, apa lagi?
Pilot?...penguasa?...wahhh hebat-hebat yah cita-citanya…
Takita bangga deh sama teman-teman semua…
Yuukkk kita dengarkan lagi ceritanya…

Varah          : “ Yaa..yaaa aku tau, tapi aku tidak pernah melakukannya sendiri. Nanti kalau terserempet sepeda bagaimana?”
Lany            : “ Uhmmm…kita kan sudah seringkali ditemani Ayahmu untuk menyeberang jalan. Bagaimana kalau kita coba untuk melakukannya sendiri? Sepertinya mudah untuk melakukannya”  (nada berusaha meyakinkan)

Gagas          : “Iya betul itu, lagi pula kan ada akuuu….hehehehe. Badanku yang besar dan suaraku yang lantang pasti bisa membuat semua kendaraan yang akan melintas segera berhenti”
Lany            : “ apalagi Bintang sudah tau tuh trik menyebrang jalan yang benar…betul tuh…
Bintang       : “ hehehe..siapa dulu donk, Bintangaaa. Yuukkk, kita praktekkan bersama. Kita berangkat sekolah sama-sama aja yuk Varah?”
Varah          : “ enggak mau ah…”
Lany            : “ ayoo…kita nggak akan tahu lho sampai kita mencobanya, kalau nanti jalannya ramai sekali. Kita minta bantuan Pak Polisi atau orang dewasa yang ada disana nanti. Aku yakin kita pasti bisa kok” (nada menyemangati)
Bintang       : “ Iya, seperti yang aku baca di buku. Kalau kita melakukannya dengan benar pasti aman dehhh, ayuukkk nanti kita keburu terlambat niy…”
Varah          : “ Uhmm…” (beri jeda..)
Gagas          : “ Ayoolaaahhh….Varah. Jangan khawatir deh, kan ada Gagas.  Aku si Gagas, Pahlawan tanpa tanda jasa akan melindungi semua teman-temanku hahaha. Tenang, tadi aku sudah sarapan dengan kenyang, jadi aku pasti bisa menjaga kalian hahahaha“ (iringan lagu kepahlawanan)
Varah          : “ hahaha…Gagas, kamu lucu sekali siy…hahaha. Lany, Bintang kalian juga baik sekalii…
Ya sudah, aku mau berangkat sekolah bersama kalian, tapi janji yah nanti hati-hati saat menyeberang “
Lany dan Bintang  : “ Nah, gitu doonnggg…Pastinya akan hati-hati. ayoookk “
Varah          : “Tunggu yah teman-teman, aku akan mengambil tas dan memakai sepatu dulu…, setelah itu kita berangkat.” (nada bersemangat)

Takita :
Melihat ulah Gagas, Varah tertawa terbahak-bahak. Ternyata teman-temannya berhasil meyakinkan dan menyemangati Varah untuk mau berangkat ke sekolah bersama tanpa di temani ayahnya. Dan mereka ber empat pun akhirnya berangkat ke sekolah bersama dengan penuh ceria.

Nah, teman-teman…coba siapa yang bisa menyebutkan kembali ada berapa langkah untuk bisa menyeberang jalan dengan aman??
Ayooo…acungkan tangaaann…
….(jeda)
Berapa?
…(jeda)
Ya, betul sekali ada 4 langkah yah. Coba sebutkan satu-persatu.
Yang pertama apa?
…(jeda)
Ya, benar. Yang pertama adalah tengok kanan dan kiri dan pastikan tidak ada kendaraan yang melintas
Lalu, yang kedua?
…(jeda)
Ya, yang kedua adalah angkat tangan kanan kita tinggi-tinggi untuk member tanda.
Yang ke tiga apa?
…(jeda)
Hehehe, betul yah. Yang ke tiga adalah berjalan dengan santai jika jalan sudah sepi.
Lalu, yang terakhir apa hayooo?
…(jeda)
Wahhh, hebat. Tepat sekali. Berdoa. Dengan berdoa kita akan aman dan selamat saat menyebrang.

Teman-teman, cara-cara ini bisa juga kalian gunakan saat akan menyeberang jalan.
Sekian dulu yah cerita dari Takita…sampai berjumpa lagi di lain kesempataaann…da…daaaaaaaaaa….(iringan music Takita)


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...