Page

Jumat, 25 Februari 2011

Mengintip Dapur Rekaman @IDcerita

The dubber of @IDcerita

Sekarang ini bercerita sangat jarang sekali dijadikan media pembelajaran untuk mendidik anak. Padahal dampak dan manfaat bercerita sangat luar biasa sekali bagi pertumbuhan dan pembentukkan karakter anak. Mengingat dampak bercerita yang begitu dashyat bagi pembetukkan karakter anak, Indonesia Bercerita tergerak untuk kembali melestarikan budaya bercerita. Dengan misinya “mendidik melalui cerita”, Indonesia Bercerita (@IDcerita) yang digawangi oleh @bukik, @rudicahyo, @dwikrid, @imammtq, @zulsdesign dan @maya_myworld itu berupaya untuk memberikan kontribusi positif bagi pendidikan anak Indonesia melalui cerita. Mengapa cerita? Karena cerita itu bersifat interaktif, mengajak untuk atraktif (berbeda dengan televisi yang membuat anak pasif), dapat memicu dan memelihara imajinasi anak yang pada nantinya akan membantu anak dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif, mengembangkan kemampuan pengambilan keputusan dan menemukan solusi yang kreatif. Setiap anak pada dasarnya sangat suka dengan cerita dan pandai bercerita, tergantung bagaimana orang dewasa maupun lingkungannya memberikan kesempatan dan peluang bagi anak untuk mengembangkannya. Melalui cerita, sebenarnya kita juga bisa mengajarkan banyak hal baik tanpa anak merasa di gurui. Anak pun bisa larut dan  menemukan hikmah sendiri dari sebuah cerita. Oh ya dan satu lagi, bahwa dengan bercerita adalah salah satu media pendidikan yang murah meriah bahkan tanpa biaya dan juga bisa dilakukan oleh siapa saja.

Sebagai bentuk komitmennya untuk turut mendidik dan membentuk karakter anak melalui cerita, @IDcerita secara rutin, yaitu tepatnya sebulan sekali akan meluncurkan cerita anak yang dikemas dalam bentuk podcast (mp3) yang nantinya bisa diunduh secara gratis di internet dengan mengunjungi www.indonesiabercerita.org. Podcast yang pertama berjudul “Kakekku Idolaku” telah lebih dulu di luncurkan dan juga telah diperdengarkan untuk teman-teman kita korban Merapi di Jogja. Selain cerita “Kakekku Idolaku” yang naskahnya ditulis oleh @maya_myworld, @IDcerita telah banyak sekali memiliki podcast cerita-cerita anak yang dibuat oleh para kontributor @IDcerita. Yah, siapa saja boleh dan bisa membuat cerita dan mengirimkannya pada @IDcerita yang nantinya juga akan di up load di website @IDcerita. Nah, sekarang ini @IDcerita akan meluncurkan lagi niy podcast keduanya, judulnya “Janji Beri”. Ceritanya tidak kalah seru dan sarat akan pesan-pesan baik yang patut di dengar oleh seluruh anak-anak Indonesia.

Di @IDcerita ada tim tersendiri yang khusus memproduksi cerita anak dan mengolahnya hingga menjadi podcast (mp3), yaitu Sanggar Cerita. Orang-orang yang ada didalamnya bertugas  membuat cerita hingga melakukan rekaman, yaitu @maya_myworld, @rudicahyo, @cilioks, Dimas, Johan, Ditta, dan Rani. Mereka semua memiliki keunikan dan suara yang khas dalam memerankan tokoh dalam sebuah cerita. Seperti yang dilakukan kali ini, tim Sanggar Cerita sedang melakukan sesi rekaman yang dilakukan di daerah pusat kota Surabaya.

Pada cerita kali ini yang bertugas untuk mengisi suara adalah @maya_myworld sebagai Takita, @rudicahyo sebagai Ayah Beri, @cilioks sebagai Rona sekaligus sebagai Ibu Beri dan Dimas sebagai Beri. Seperti biasa kami berempat berkumpul di studi rekaman yang sudah disepakati. Setelah melakukan sesi reading, melakukan penghayatan tokoh dan menentukan suara yang tepat untuk diperankan akhirnya sesi rekaman pun dimulai. Satu persatu dari kami pun mulai vocal taping, dibantu oleh sound director dari studio yaitu Mas Uche. Waaahh…ternyata selain sebagai sound director, Mas Uche ini juga sangat piawai dalam mengarahkan dan memberikan masukan yang berarti agar suara kami lebih pas terdengar. Sambil mengamati layar monitor komputernya, kadang ia mengkritik nada suara kita yang tidak sesuai dengan skrip, kesalahan ejaan, intonasi suara dan nada suara yang tidak konsisten pun ia sudah tahu. Benar-benar peka dan berpengalaman.

Mulanya di awali oleh @maya_myworld untuk vocal taping sebagai Takita. Yah, awalnya tidak butuh waktu yang lama untuk melakukan pemanasan, mencocokkan dengan emosi dalam skrip hingga pengaturan suara yang sesuai. Berikutnya dilanjutkan oleh Dimas yang berperan sebagai Beri. Siapa yang mengira bahwa suara Beri si Beruang yang kecil, terkesan imut dan menggemaskan itu ternyata suaranya diisi oleh seseorang yang bertubuh subur dan besar. Hehehe…lucu yah..sangat kontras sekali. Saat Dimas mengisi suara, kami semua mendengarkan dengan seksama, sesekali @maya_myworld juga turut mengarahkan dan memberikan masukan pada Dimas. Sedangkan @rudicahyo sesekali menyambinya sambil meng update status di twitter tentang kegiatan @IDcerita. Sesekali mendengarkan, @cilioks juga asyik berlatih suara. Setelah Dimas, sekarang giliran @cilioks mulai  bersiap-siap ambil posisi untuk mengisi suara Rona, sahabat Beri. @cilioks yang merupakan pengisi suara di teater boneka ini tidak mengalami kendala yang berarti, ia pun cukup piawai dalam mengolah suaranya yang sesuai dengan perannya. Selain berperan sebagai Rona, @cilioks ini juga mengisi suara Ibu Beri. Yah, yang ini adalah ide dadakan karena pengisi suara Ibu Beri yang sebenarnya mendadak tidak bisa hadir. Dan yang terakhir adalah @rudicahyo yang mengisi suara Ayah Beri. Awalnya cukup butuh waktu untuk menentukan suara yang pas sebagai Ayah Beri. Melihat tingkah polah @rudicahyo sangat menggelikan sekali, terkadang suaranya terkesan medok (logat Jawa Timuran), nada suaranya yang terlalu berat hingga akhirnya ia berhasil juga menemukan suara yang pas untuk perannya.  Selama proses rekaman banyak sekali kejadian-kejadian lucu yang terjadi, sehingga ledakan tawa pun tak terhindarkan di ruangan yang hanya berukuran 4x4 meter itu, untung saja ruangannya kedap suara sehingga tidak sampai mengganggu yang lainnya. Dan akhirnya semua pun berjalan dengan lancar tanpa kendala berarti.

Cerita yang dibuat sendiri oleh @maya_myworld itu mengisahkan tentang Beri si Beruang yang ceria, pandai, namun selalu enggan jika diminta membantu Ibunya untuk menyiapkan keperluan belajarnya sendiri, merapikan tempat tidur, meletakkan barang-barang pribadinya pada tempatnya, dan sebagainya. Si Beri ini selalu bergantung pada Ibunya, ia ingin semua yang mempersiapkan keperluannya adalah Ibunya. Hingga suatu ketika saat ia bermain kerumah sahabatnya, Rona. Ia melihat kebiasaan Rona yang bertolak belakang dengannya. Begitu rapi dan mandiri. Lalu, secara mendadak Ibu Beri terpaksa harus pergi beberapa hari ke rumah Bibi Sula yang sedang sakit. Ketika itu Beri sangat rindu dan merasa sepi karena ditinggalkan oleh Ibunya. Sangking sedihnya Beri meluapkan isi hatinya dengan menuliskan surat untuk Ibu. Dalam surat itu Beri menjanjikan sesuatu. Nah, bagaimana isi surat tersebut dan janji apa yang diucapkan oleh Beri? Simak yah kelanjutan ceritanya di www.indonesiabercerita.org dengan judul “Janji Beri”.



25 Februari 2011 22.05
By Nindia Nurmayasari


Layout and Photography : 
Astu Anindya Jati





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...