Page

Jumat, 20 Mei 2011

Persiapan yang Matang menunjang Penampilan yang Mantab!


Saat itu saya dan Kak @rudicahyo di daulat oleh Indonesia Bercerita untuk bercerita di acara Surabaya Walk for Autism (SWAF). Kegiatan itu kurang lebih bertujuan untuk mensosialisasikan tentang autis, bagaimana mengenali ciri anak autis dan bagaimana menanganinya. Karena belakangan ini tak jarang anak autis seringkali hilang di keramaian, seperti saat berjalan-jalan di mall. Diharapkan dengan adanya sosialisasi ini masyarakat umum akan tanggap dan mampu memberikan respon yang tepat saat menghadapi anak autis.

Saat itu kegiatan di laksanakan di Grand City Surabaya. Dihadiri oleh beberapa sekolah, beberapa komunitas gerakan social selain Indonesia Bercerita, ada juga Fiksimini. Yah, selama bergabung di Indonesia Bercerita, baru kali ini saya akan bercerita di depan umum dan dilihat oleh banyak pasang mata. Karena biasanya kegiatan bercerita untuk kepentingan podcast, dan dilakukan di dapur rekaman. Praktis ini adalah pengalaman yang menantang bagi saya. Hmm..banyak hal yang perlu dipersiapkan dan dilakukan, karena pastinya saya pun ingin tampil maksimal dan bisa memberikan yang terbaik. Berikut adalah persiapan-persiapan yang saya lakukan….

1. Cerita yang Menarik

Dalam bercerita ada dua hal yang paling penting, pertama, Pencerita dan kedua, cerita itu sendiri. Saya pun mulai membuat cerita yang sesuai. Saya memilih cerita metafora dan jenis cerita fabel, dimana hewan sebagai penokohannya. Dengan model cerita yang seperti ini saya rasa akan dapat menarik perhatian anak dan yang terpenting pesan yang disampaikan dalam cerita tersebut juga bisa diterima oleh anak. Akhirnya saya membuat cerita tentang “Chika yang Istimewa”. Dari namanya pasti sudah ketebak kalau Chika adalah binatang ayam. Bagaimana suara ayaaam???? …….

2. Media Bercerita

Mengingat waktu yang cukup singkat, yaitu 10 menit. Kamipun memutar otak bagaimana caranya diwaktu yang singkat ini bisa memberikan penampilan terbaik dan mampu memikat dan menarik perhatian penonton. Sempat terpikir beberapa media yang akan digunakan, misalnya menggunakan boneka tangan tapi boneka tangan sudah biasa digunakan dalam bercerita, nanti penontonnya bosan lagi. Lalu berpikir untuk duet bercerita, cerita dibawakan oleh dua orang pencerita, hmm lalu terpatahkan dengan pikiran bahwa jika penceritanya ada dua maka akan menimbulkan distorsi dan kebingungan bagi penontonnya. Ingin bercerita sambil menggambar, tapi nggak bisa nggambar hehehe. Setelah eksplorasi ide beberapa lama, akhirnya muncul ide untuk bercerita dengan menggunakan gambar. Jadi nantinya akan ada beberapa gambar yang tersedia yang mewakili cerita yang dibawakan. Ini berfungsi untuk mengikat perhatian mereka untuk tetap memperhatikan Pencerita (secara anak-anaknya banyak banget gitu lhoh). Untung saja saya memiliki suami yang pandai menggambar. Yah, akhirnya kita berkolaborasi. Suamiku yang gambar dan aku yang mewarnai. Akhirnya persiapan media bercerita pun terselesaikan. (terimakasih suamikuuuu…;-*)




 3. Si Pencerita

Karena dengan metode duet bercerita tidak efektif, setelah rembugan akhirnya diputuskan saya lah yang akan bercerita. Kak @rudicahyo berperan sebagai pengantar cerita dan yang memfasilitasi jika ada audience yang bertanya atau merespon. Huufff…lumayan deg degan siy, tapi saya mikirnya ini adalah tantangan. Pasti akan jadi pengalaman yang seru banget.  Dan benar! J. Nah, inilah persiapan diri yang saya lakukan….


          a. Menguasai Konten Cerita

                 Agar dapat bercerita dengan lancar dan nggak nge-blank mendadak, maka sangat penting untuk menguasai isi dari cerita tersebut. Tidak harus hafal seluruh teks dalam ceritanya. Yang penting paham alur ceritanya dan pesan yang ingin disampaikan. Jika ini sudah di kuasai maka saat perform bisa lebih leluasa dan bebas melakukan improvisasi cerita.

          b. Memahami teknik Bercerita

                Cerita akan terasa hambar jika disajikan dengan ala kadarnya. Agar cerita lebih nyata dan hidup maka perlu ada tambahan ornament, seperti nada suara yang disesuaikan dengan karakter tokoh dalam cerita, intonasi suara, ekspresi wajah yang juga menggambarkan suasana, gerak tubuh atau gesture yang sesuai. Untuk itu, malam sebelumnya saya berlatih di depan cermin dan tak lupa meminta suami tercinta @astu_MD sebagai penilainya hehehehe. Sesekali saya juga selipkan pertanyaan-pertanyaan di tengah-tengah cerita untuk memancing keterlibatan penonton, sehingga lebih interaktif.

          c. Menciptakan suasana hati

                    Penting mempersiapkan suasana hati ketika akan bercerita. Pastikan sebelum bercerita suasana hati dalam keadaan senang dan riang. Jika ini dilakukan maka kitapun akan mudah membawa suasana di panggung menjadi meriah dan menyenangkan. Jika sebaliknya, maka penontonpun akan dapat merasakan apa yang sedang kita rasakan, karena perasaan kita akan memancar dan menular. Biasanya saya membayangkan hal-hal yang membuat saya senang. Karena bercerita adalah salah satu kegiatan yang saya sukai, maka itu pun sangat mudah dilakukan J. Saya sarankan agar anda melakukan sesuatu yang anda senangi, maka hasilnya akan dahsyat! Percaya deh!

          d. Visualisasi

                   Ini selalu saya lakukan sebelum akan tampil dimana saja, entah saat bercerita, menjadi pembicara, moderator, fasilitator ataupun saat menjadi MC. Karena ini adalah salah satu yang memegang kunci penting dalam keberhasilan aktifitas yang saya lakukan. Sebelumnya, saya selalu membayangkan terlebih dahulu kegiatan yang akan saya lakukan itu seperti apa. Saya bayangkan dengan sangat detil, sesuai dengan gambaran yang saya inginkan. Bahwa suasana akan meriah, menyenangkan, heboh, pesertanya banyak, semuanya merasa senang dan terhibur, pakaian yang saya kenakan mulai dari kerudung hingga sepatu, bagaimana saya tampil dengan percaya diri dan berenergi  dan yang pasti menikmati setiap proses dalam kegiatan tersebut. Saya membayangkan semuanya dengan detil, benar-benar detil. Dan tak disadari ketika membayangkannya menjalar perasaan senang, optimis, dan bahagia diseluruh tubuh. Tak sadar senyum pun tersungging ketika membayangkan itu semua. And believe it or not, kegiatan yang saya lakukan berjalan persis seperti apa yang saya bayangkan sebelumnya. Hiiii…merinding deh. Nggak percaya?! Coba buktikan!

11.05 WIB
20 Mei 2011
@maya_myworld
www.jemarimayamenari.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...